Laman

Jumat, 06 Januari 2012

Agrowisata Kebun Teh Pagilaran


Di samping harus tetap mempertahankan produk utamanya
sebagai sentra penghasil teh terbesar di Jawa Tengah, PT Pagilaran
membuka kebun yang terletak di Desa Keteleng, Kecamatan Blado,
Batang sebagai areal agrowisata.
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran (AKTP) masih menjadi andalan
Jateng dalam menarik wisatawan mancanegara dan nusantara.
“Dalam setahun terakhir ini, jumlah kunjungan wisatawan hampir
mencapai 50.000 orang,” kata Kepala Bagian Pariwisata
Agrowisata Pagilaran Ir. Supriyono.
Dalam sejarahnya, kebun ini didirikan pada tahun 1880 oleh
sebuah maskapai milik Belanda. Pada 1922, perkebunan ini dibeli
Pemerintah Inggris, dan digabung dengan PT Pemanukan and
Tjiasem Land’s hingga hak guna usaha-nya habis pada 1964.
Pemerintah Indonesia kemudian mengambil-alih menyerahkan
pengelolaan perkebunan tersebut kepada Fakultas Pertanian UGM,
dengan tujuan peningkatan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, sekaligus dijadikan sebagai perusahaan dengan nama PN
Pagilaran dan berubah menjadi Peseroan Terbatas.
“Yang menarik dari Agrowisata Kebun Teh Pagilaran adalah sajian
atraksi alam yang memukau dilokasi dengan ketinggian antara
1000 – 1700 meter di atas permukaan laut,” tambah Supriyono.
Selain itu pengunjung yang datang bisa mengetahui dan
menikmati prosesing teh dari cara menanam hingga siap disajikan
di meja.
Tempat Menentramkan Bathin
AKTP secara tidak sengaja dirancang menjadi agrowisata ini
memiliki beberapa keunggulan yang diminati wisatawan manca
negara dan nusantara. Pemandangan alam di sekitarnya memang
eksotik dengan hamparan kebun teh yang mempesona di sebelah
utara Pegunungan Dieng.
Dengan suhu 15-18 derajat Celcius pada malam hari, dan 21-25
derajat Celcius pada siang hari. Wajar jika lingkungan menjadi
sehat, alami, segar, serta jauh dari kebisingan dan polusi
kendaraan bermotor. Setiap pengunjung akan merasakan hawa
sejuk yang menenteramkan batin dan pikiran.
Pabrik teh yang ada di lokasi kebun juga merupakan daya tarik
sendiri karena pengunjung bisa melihat langsung proses
pembuatan teh, mulai dari pemetikan, pengolahan sampai
pengepakan di pabrik. “Obyek wisata ini bisa menjadi ajang
pembelajaran bagi siapa saja yang ingin melihat dari dekat proses
industri teh, mulai dari hulu hingga hilir,” kata Ir. Supriyono.
Di AKTP berbagai fasilitas juga bisa didapat pengunjung, mulai
penginapan yang mampu menampung 130 orang 8 lokasi
penginapan, sarana olah raga, arena berkemah, arena bermain
anak-anak, gardu pandang, dan dapur masak. Untuk mengantar
pengunjung mengelilingi kebun, pihak pengelola juga
menyediakan sarana transportasi dan pemandu lokal.
Tak Hanya Jalan-Jalan di Kebun Teh
Selain wisata jalan-jalan di kebun teh pengunjung bisa juga
mengikuti berbagai paket wisata yang ditawarkan pengelola seperti
wisata pendidikan, wisata ke pabrik melihat procesing tea, hiking,
treking, dan lain sebagainnya. Bahkan, pengelola juga
menyediakan arena wisata minat khusus berupa kunjungan ilmiah
mengenai tanaman teh.
Selain itu ada beberapa objek pendukung seperti Curung Binorong
dan Curung Kembar, hamparan cengkeh di sepanjang lereng
pegunungan, objek peninggalan sejarah seperti rumah
peninggalan Belanda, kopel, kereta gantung, dan bak air Sijegang.
AKTP dapat ditempuh dengan kendaraan umum dari Batang,
dengan rute Bandar – Blado – Pagilaran. Sedangkan untuk
kendaraan pribadi dan kendaraan khusus (misalnya rombongan
wisata), objek ini bisa ditempuh melalui beberapa rute.
Apabila kendaraan berangkat dari Yogyakarta, maka bisa melalui
Temanggung yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
Sedangkan kendaraan dari Semarang bisa melewati Sukorejo,
Kendal, yang mana hanya memerlukan waktu sekitar 2,5 jam.
Sedangkan kendaraan dari arah Solo memerlukan waktu sekitar
4,5 jam.
Mentari Terbit dan Tenggelam di Kayu Landak
Sebagaian kecil kebesaran Illahi di AKTP bisa dinikmati dari mulai
matahari terbit hingga matahari terbenam. Untuk melihat suasana
indah saat matahari terbit bagi pengunjung yang menginap harus
bersedia bangun pagi (04.00), karena untuk bisa menyaksikannya
tempat paling cocok adalah di puncak tertinggi di lokasi Kayu
Landak.
Untuk menuju Kayu Landak dibutuhkan waktu antara 30 menit
hingga 90 menit. 30 menit bagi yang berkendaraan dan 1 jam 30
menit untuk yang berjalan kaki. Untuk rute perjalanan menuju
Kayu Landak bisa melintasi jalan utama yang digunakan bagi
kendaraan pabrik untuk mengankut teh setelah dipetik atau melalui
jalan setapak yang biasa dilalui pemetik teh.
Khususnya untuk mobil tidak bisa melintasi jalan pemetik teh
karena terlalu sempit. Jalanan menuju ke kebun teh hanya untuk
satu mobil jadi kalau ingin mengendarai mobil ke puncak tersebut,
jika bertemu dengan mobil pabrik jenis truck harus rela mengalah
dan mundur cari tempat yang lebih luas untuk memberikan
kesempatan mobil pabrik melintas.
Melintasi jalan bebatuan dengan berkendaraan maka kelokan
tajam, tanjakan dan turunan yang terjal akan dijumpai dan bagi
pemilik jiwa petualang lokasi ini sangat sesuai sebagai tempat
latihan. Namun bagi yang hanya sekedar refreshing pengalaman
baru ini tidak akan terlupakan.
Untuk menuju Kayu Landak dengan berbagai kondisi jalan maka
jenis kendaraan offroad sangat dianjurkan seperti ATV, motor trail,
sepeda gunung (sangat cocok untuk melintasi jalan-jalan di kebun
teh atau melalui jalan pemetik teh) dan mobil offroad kecil.
Segala capek penat setelah berkendaraan dan berjalan menuju
puncak Kayu Landak akan terbayar dengan keindahan yang
memukau saat mentari menyapa bumi di puncak tertinggi
Provinsi Jateng ini. Saat itu pula burung pentet, kutilang dan
berbagai serangga saling bersahutan menyambut datangnya sang
pagi.
Bagi pengunjung yang tidak menginap di lokasi ini atau yang
datang siang hari, setelah melakukan tiwok, janganlah terburu
untuk pulang. Atraksi alam lain dari Sang Khalik pun bisa
disaksikan di tempat yang sama. Kalau di pagi hari tidak bisa
menyaksikan matahari terbit, di puncak ini pula di sore hari
mentari yang turun keperaduan bisa disaksikan. Lengkap sudah
perjalanan wisata di AKTP, cobalah untuk datang dan
menikmatinya.
sumber : http://duniapertanian.blogspot.com/2007/10/
agrowisata-kebun-teh-pagilaran.html
Digg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks you..
terima kasih...
matur nuwun..