Jumat, 06 Januari 2012

Wisata Linggo Asri


panas dan kotor selalu identik dengan daerah sepanjang pantura,
termasuk Kabupaten Pekalongan. Masih banyak yang belum tahu
jika sebenarnya Kabupaten Pekalongan memiliki 50% lebih daerah
pegunungan yang sejuk dan asri.
Linggo Asri adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan
dan keindahan Kota Santri.
Sesuai dengan namanya, suasana asri dan sejuk menjadi ciri khas
daerah itu. Kesejukan dan keindahan alam merupakan potensi
unggulan yang menjadi pertimbangan Bupati Pekalongan Drs H
Amat Antono, untuk memilih tempat tersebut sebagai lokasi
Perkemahan Bakti Saka Wanabakti dan Taruna Bumi 2005.
Acara yang disatukan dengan peringatan hari Pramuka Ke-44 di
Jateng tersebut, memang membutuhkan tempat yang reprsentatif
untuk kegiatan alam.
Daerah yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl tersebut
berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara
dengan Desa Kutorojo, Kajen.
Selain memiliki arena perkemahan yang luas dengan dikelilingi
hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, desa
itu juga mempunyai berbagai fasilitas rekerasi. Antara lain kolam
renang, taman wisata, dan beberapa koleksi binatang. Salah satu
wisata yang digemari anak-anak adalah berjalan-jalan di
pegunungan dengan naik gajah.
Di desa itu juga ditemui peninggalan sejarah seperti pura dan
lingga. Nama Desa Linggo Asri, menurut Kepala Desa Linggo Asri
Subekhi, adalah adaptasi dari batu lingga atau prasasti. Lingga
berbentuk bulat panjang memang dipunyai desa tersebut. ”Lingga
itu dijadikan simbol bahwa desa itu telah berumur tua dan penuh
dengan peninggalan sejarah,” ungkapnya.
Benda sejarah lain yang menyerupi pasangan lingga adalah yoni.
Lingga dan yoni itu diartikan sebagai perwujudan simbol laki-laki
dan perempuan. Masih ada lagi sebuah pura di dalam objek wisata
Linggo Asri, yang juga penuh dengan tafsir budaya.
Selain objek wisata, Linggo Asri juga dikenal sebagai desa yang
penuh dengan potensi hasil bumi seperti pisang, nilam, fanili, dan
berbagai tanaman palawija. Jika masa panen tiba, hasil pisang di
Linggo Asri seperti pisang ambon, raja, dan pisang hijau sangat
melimpah.
Dijadikannya Linggo Asri yang berpenduduk 1.670 keluarga
tersebut sebagai tempat pelaksanaan perkemahan tingkat Jateng,
menurut Camat Kajen Subiyanto, bisa dijadikan sebagai titik awal
untuk memantapkan desa itu sebagai simbol wisata Kabupaten
Pekalongan.
Rochim (38), warga setempat mengaku senang dengan kegiatan
tersebut. Sebab, sedikit banyak bisa lebih memperkenalkan
keindahan Linggo kepada peserta perkemahan yang berasal dari
daerah lain. Namun, bukan berarti tanpa kekurangan.
Meski diperkirakan banyak memiliki sumber mata air, warga
masih kesulitan mendapatkan air bersih. ”Kami berharap dengan
kehadiran para pramuka, bisa membantu warga agar lebih mudah
mengalirkan air bersih ke rumah-rumah,” tegasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks you..
terima kasih...
matur nuwun..